Pengertian MVP dan Cara Menerapkan MVP Startup
Dalam membangun sebuah startup, terdapat sebuah istilah yang sangat penting, tetapi terkadang sering kali diabaikan. Istilah tersebut adalah MVP (Minimum Viable Product). Apa itu MVP? Nah bagi kamu yang belum tahu dengan apa yang dimaksud MVP, kamu bisa mempelajari tentang apa yang dimaksud dengan MVP di sini. Karena, dalam pembahasan ini akan kami bahas tentang pengertian MVP. Selain membahas pengertian atau definisi MVP di sini juga akan kami uraikan penjelasan tentang cara menerapkan MVP Startup. Langsung saja silahkan simak pembahasannya berikut ini.
Pengertian MVP
MVP (Minimum Viable Product) merupakan salah satu strategi dalam pengembangan produk yang umumnya dilakukan oleh startup. Pada saat baru meluncurkan produk pertamanya, sebuah startup memiliki risiko yang besar. Hal itu karena produk mereka belum tentu dapat diterima oleh masyarakat meskipun sudah dibuat lengkap dengan mengeluarkan biaya yang tinggi. Karena itulah, hendaknya startup terlebih dahulu membuat MVP (Minimum Viable Product).
Jadi, dapat dikatakan bahwa pengertian MVP itu adalah produk dengan serangkaian fitur-fitur dasar tetapi unik dan dapat menarik perhatian user (pengguna) atau konsumen, dengan harapan nantinya akan dilakukan pengembangan secara bertahap berdasarkan dari feedback (umpan balik) dari para pengguna. Sementara, pengertian MVP Startup adalah perusahaan atau suatu usaha yang baru berdiri (startup) yang menawarkan suatu produk dalam bentuk yang paling mendasar, dimana nantinya secara bertahap akan ditambahkan fitur atau variasi berdasarkan respon dari pengguna atau konsumen.
Dengan membuat MVP, maka founder startup dan tim pengembang bisa mengetahui apa saja kelebihan maupun kekurangan dari produk yang sedang dikembangkan. Selain itu, juga akan mendapatkan feedback positif dan negatif dari pengguna yang dapat digunakan sebagai acuan dalam pengembangan produk kedepannya.
Pertimbangan Saat Merancang MVP
Ketika merancang sebuah MVP dari usaha yang hendak dijalankan, salah satu hal mendasar yang perlu kamu ingat adalah “Apakah suatu produk yang kamu tawarkan itu dapat menyelesaikan masalah yang sedang dialami konsumen?”
Itu merupakan point penting yang perlu kamu jawab jika ingin merancang sebuah MVP dari Startup yang kamu jalankan, karena hal itulah yang penting untuk kebanyakan para konsumen.
Perlu diketahui bahwa konsumen tidak terlalu peduli dengan seberapa besar gudang yang kamu miliki, seberapa canggih teknologi yang kamu gunakan, seberapa banyak jumlah karyawanmu, dan lain-lain, selama produk kamu masih dapat mengatasi masalah yang mereka alami.
Hal lainnya yang juga penting untuk diperhatikan yaitu menjaga dengan baik komunikasi dengan para konsumen, sehingga mereka akan memberikan feedback dan kamu juga bisa dengan mudah mengolah kritik maupun saran dari mereka untuk menjadi acuan dalam pengembangan produk selanjutnya.
Kemungkinan besar sebuah Startup yang belum menerapkan konsep MVP akan mengeluarkan biaya yang terlalu banyak, entah itu digunakan untuk produksi, riset dan lain-lain, sedangkan para konsumen belum tentu suka dengan produk tersebut. Oleh karena itu, bagi kamu yang sedang mendirikan Startup, mulailah dari sekarang untuk menyusun dan merancang MVP kemudian mempraktekkannya supaya dapat langsung memulai dan tidak mengulur-ulur waktu.
Cara Menerapkan MVP Startup
Berikut ini adalah langkah-langkah dalam menerapkan MVP Startup untuk bisnis yang dapat kamu lakukan:
1. Tentukan fitur-fitur yang paling dasar
Dalam menentukan MVP yang perlu diingat adalah fitur-fitur dasar yang akan dipilih pertama kalinya bukanlah sebuah versi akhir dari produkmu. Fitur ini justru merupakan suatu eksperimen untuk memvalidasi hipotesismu. Itu artinya, kamu harus bisa menentukan fitur yang paling dasar yang harus ada dalam produkmu.
Sebagai contoh, fitur dasar pada iPhone sejak awal pengembangan ialah “handphone tanpa keypad”. Alasannya karena bagi Apple, sebuah handphone tidak membutuhkan keypad dan bisa disembunyikan dalam layar sentuh.
2. Memanfaatkan tools gratis untuk membantu dalam pengembangan produk
Jika fitur paling dasar yang akan dikembangkan sudah ditentukan, maka hal selanjutnya yang perlu diingat bagi para Founder pemula yaitu tidak membuat sesuatu yang sudah dibuat orang lain dan secara gratis sudah tersebar. Manfaatkanlah hal tersebut sebagai “template” yang bisa membantumu untuk mempercepat waktu pengerjaan pengembangan. Jadi, lebih baik perbanyak riset, menabung uang dan waktu untuk sesuatu yang lebih bermanfaat.
Sebagai contoh, dalam membuat sebuah website, kamu bisa memulainya dengan menggunakan wordpress, weebly atau WIX. Untuk pembuatan back end development, kamu bisa menggunakan iconic, ruby on rails, laravel, node dan lain-lain.
3. Buatlah fitur yang minimal tersebut dengan cara yang scalable
Untuk dapat menerapkan langkah ini, kamu bisa menerapkan metode SCRUM untuk memantau perkembangan suatu produk dari sisi timeline, produksi dan pembagian tugas. Melalui metode SCRUM ini, kamu bisa menentukan timeline kamu sendiri sesuai dengan kapabilitas yang kamu miliki. Alur dari SCRUM itu sendiri dapat memungkinkan kamu untuk merencanakan, membuat dan mengetesnya ke pasar untuk selanjutnya direncanakan lagi, dibuat lagi dan di lakukan tes lagi, seterusnya seperti itu.
Dari ketiga langkah tersebut, terdapat banyak keuntungan yang bisa kamu peroleh. Yang pertama, kamu bisa menekan biaya produksi, dikarenakan kamu tidak perlu membuat produkmu sempurna terlebih dahulu saat baru diluncurkan. Yang kedua, kamu bisa mempercepat produksi, karena terdapat banyak template gratis yang bisa kamu gunakan. Yang ketiga, kamu siap melakukan pivot kapanpun, dikarenakan proses development dan testing yang terus dilakukan.
Demikianlah penjelasan yang dapat kami tuliskan tentang pengertian MVP dan cara menerapkan MVP Startup. Semoga penjelasan di atas yang sudah kami tulis dalam blog temukan pengertian ini dapat bermanfaat.