Pengertian Iodometri
Pengertian iodometri - Dalam analisis kimia ada yang namanya analisis titrasi iodometri. Apa itu iodometri? Sudah tahukah teman-teman dengan apa yang dimaksud dengan iodometri? Mungkin ada diantara teman-teman yang masih belum tahu dengan pengertian analisis iodometri atau pengertian titrasi iodometri. Untuk itulah bagi teman-teman yang belum tahu dengan apa itu titrasi iodometri, teman-teman bisa menyimak penjelasan dari kami tentang definisi iodometri agar bisa paham dengan baik arti iodometri. Oke langsung saja simak peenjelasan tentang definisi titrasi iodometri berikut ini.
Pengertian Iodometri
Iodometri adalah analisis titrimetri yang secara tidak langsung untuk zat yang bersifat oksidator seperti besi (III), tembaga (II), di mana zat ini akan mengoksidasi iodida yang ditambahkan membentuk iodin. Iodin yang terbentuk akan ditentukan dengan menggunakan larutan baku tiosulfat. Atau iodometri merupakan titrasi yang tidak langsung dan digunakan dalam menentukan senyawa-senyawa yang memiliki potensial oksidasi lebih besar dibanding sistem iodium-iodida/ senyawa-senyawa yang sifatnya oksidator misalnya seperti CuSO4.5H2O. Dalam iodometri, sampel yang sifatnya oksidator direduksi menggunakan kalium iodida berlebih dan akan menghasilkan iodium yang kemudian dititrasi dengan larutan baku tiosulfat. Banyaknya volume tiosulfat yang dipakai untuk titran setara dengan iod yang dihasilkan dan setara dengan jumlah sampel.
Dengan titrasi tidak langsung ini, seluruh oksidator yang akan ditentukan kadarnya diraksikan dulu dengan ion iodide berlebih I) sehingga I2 bisa dibebaskan. Kemudian I2 yang dibebaskan ini ditritasi menggunakan larutan baku sekunder Na2S2O3 dengan indikator amilum.
Dalam metode iodimetri dan iodometri larutan harus terjagga agar pH < 8, sebab dalam larutan alkali iodium bereaksi dengan hidroksida (OH-) menghasilkan ion hipoiodit yang menghasilkan ion iodat berdasarkan reaksi:
- I2 + OH- -> HI + IO-
- 3IO- -> IO3- + 2I-
Sehingga jika ini terjadi maka potensial oksidasinya lebih besar dibanding iodium akibatnya akan mengoksidasi tiosulfat (S2O32-) yang tak hanyamenghasilkan ion tetrationat (S4O62) namun juga menghasilkan sulfat (SO42-) sehingga akan menylitkan perhitungan stokiometri. Karena itulah dalam metode iodometri tidak akan pernah dilakukan dalam larutan basa kuat.
Biasanya larutan natrium tiosulfat dipakai untuk larutan standar dalam reaksi iodometri. Dalam jangka waktu yang lama larutan ini tak stabil dikarenakan adanya hal-hal berikut ini:
- Oksidasi oleh udara, larutan ini cukup mudah teroksidasi membentuk sulfur.
- Kesamaan, larutan ini mudah terurai menjadi ion hydrogen sulfit (HSO3-) dan secara pelan-pelan akan terurai membentuk pentationat (S5O6-).
- Mikroorganisme, ada bakteri dari udara yang menggunakan larutan natrium tiosulfat sebagai sumber sulfur di dalam metabolismenya dan mengoksidasinya menjadi sulfat.
Dalam pembakuan larutan natrium tiosulfat dengan standar primer KIO3, terjadi sebuah reaksi sebagai berikut ini:
- KIO3 + 5KI + 3H2SO4 -> 3I2 + 3K2SO4 + 3H2O
- I2 + 2Na2S2O3 -> 2NaI + Na2S4O6
Amilum/ indikator kanji yang digunakan haruslah ditambahkan mendekati titik akhir titrasi. Adanya penambahan amilum pada awal titrasi dapat menyebabkan terbentuknya iod-amilum akan membentuk kompleks warna biru yang tak larut dalam air dingin, sehingga bisa menyebabkan titran akan semakin bertambah untuk memutuskan ikatan kuat senyawa kompleks tersebut dan mengganggu penentuan kadar sampel.
Dalam penentuan kadar CuSO4.5H2O terjadi reaksi sebagai berikut ini:
- 2CuSO4.5H2O + 4KI -> 2CuI + I2 + 2K2SO4 + 10H2O
- I2 + 2Na2S2O3 -> 2NaI + Na2S4O6
Dalam reaksi tersebut 2 mol CuSO4.5H2O sebanding dengan 1 mol I2 yang artinya sebanding dengan 2 elektron, sehingga 2 mol CuSO4.5H2O sebanding dengan 2 elektron, atau jika disederhanakan maka 1 mol CuSO4.5H2O sebanding dengan 1 elektron, akibatnya BE tembaga sulfat itu sama dengan BM-nya.
Demikian penjelasan dari kami tentang apa itu pengertian iodometri. Semoga penjelasan di atas dalam blog temukan pengertian ini dapat memberikan manfaat.