Pengertian Current Ratio, Rumus, Contoh, dan Penilaiannya

By: Johan Supriyanto, S.Kom. - Februari 02, 2016

Pengertian current ratio – Dalam mengukur kemampuan sebuah perusahaan ada yang namanya current ratio. Nah yang menjadi pertanyaan apa itu current ratio? Seperti apakah yang dimaksud dengan current ratio? Bagi kamu tentunya ada yang sudah tahu tentang istilah current ratio, sehingga bisa menjelaskan definisi current ratio. Namun diantara kamu tentaunya ada pula yang belum tahu apa yang dimaksud current ratio. Untuk itu di sini kami akan menjelaskan tentang arti dari current ratio beserta rumusnya, agar kamu yang belum tahu bisa mengetahuinya. Oke langsung saja berikut ini adalah penjelasan yang kami berikan tentang pengertian current ratio dan rumusnya, contoh current ratio juga penilaian current ratio.

Pengertian Current Ratio

Pengertian Current Ratio

Current ratio (rasio lancar) adalah rasio yang sangat berguna untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam hal melunasi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya, dimana bisa diketahui sampai seberapa jauh sebenarnya jumlah aktiva lancar perusahaan bisa menjamin utang lancarnya. Semakin tinggi rasio itu berarti terjamin utang-utang perusahaan kepada kreditur. Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan menggunakan aktiva lancar yang dimilikinya.

Rumus Current Ratio

Curent ratio merupakan rasio yang membandingkan antara aktivalacar dengan hutang lancar. Current ratio meemberikan suatu informasi mengenai kemampuan dari aktiva lancar untuk melakukan penutupan hutang lancar. Aktiva lancar yaitu teridiri dari kas, persediaan, efek, piutang dagang, dan aktiva yang lainnya. Kemudian untuk hutang lancar yaitu terdiri dari hutang bank, hutang dagang, hutang wesel, hutang gaji dan hutang yang lainnya yang secepatnya harus dibayar.

Berikut ini rumus untuk menghitung current rasio.

Current Ratio = Aktiva Lancar dibagi Utang Lancar

Jika semakin besar antara perbandingan aktiva lancar dengan hutang lancar, maka akan semakin tinggi kemampuan suatu perusahaan dalam melakukan penutupan kewajiban jangka pendeknya. Jika rasio lancar 1 :1 atau 100% itu artinya aktiva lancar bisa menutup semua hutang lancar. Sehingga, dapat dikatakan sehat apabila rasionya berada di atas 1 atau di atas 100%. Maksudnya yaitu aktiva lancar harus berada jauh di atas jumlah hutang lancar.

Contoh Current Ratio

Current ratio pada PT ABC Medan ialah sebagai berikut (dalam rupiah):

Tahun 2006 : = 1,04

Tahun 2007 : = 1,05

Itu artinya bahwa kemampuan untuk membayar hutang yang segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar pada tahun 2006 adalah setiap Rp 1 hutang lancar dijamin oleh Rp 1,04 aktiva lancar. Pada tahun 2007 adalah setiap hutang lancar Rp 1 dijamin oleh aktiva lancar Rp 1,05.

Contoh Soal Perhitungan Current Ratio

Berikut ini adalah contoh soal cara menghitung current ratio:

Perusahaan PT. XYZ mempunyai aktiva lancar sebesar Rp. 100.000.000 sedangkan hutang lancarnya sebesar Rp. 80.000.000. Maka berapa Curent Ratio (Rasio Lancar) perusahaan PT. XYZ?

Diketahui:

Aktiva Lancar = Rp. 100.000.000

Hutang Lancar = Rp. 80.000.000

Ditanya:

Rasio Lancar = ?

Jawab:

Rasio Lancar = Aktiva Lancar / Hutang Lancar

Rasio Lancar = Rp. 100.000.000 / Rp. 80.000.000

Rasio Lancar = 1,25 kali

Jadi Rasio Lancar dari PT. XYZ sebesar 1,25 kali.

Penilaian Current Ratio

Jika rasio lancarnya semakin tinggi, maka semakin tinggi pula likuid suatu perusahaan. Pada umumnya hasil rasio lancar (current ratio) yang diterima adalah 2 kali. Rasio Lancar yang sebesar 2 kali itu dianggap sebagai suatu posisi yang nyaman dalam keuangan bagi perusahaan pada umumnya.Tetapi pada dasarnya, rasio lancar yang bisa diterima itu bervariasi antara satu industri dengan industri yang lain. Rasio lancar sebesar 2 kali, bagi kebanyakan perusahaan sudah dianggap bisa diterima.

Jika nilai pada rasio lancar rendah (nilai yang kurang dari 1 kali), itu menunjukan kalau perusahaan mungkin sedang mengalami kesulitan untuk dapat memenuhi kewajiban lancarnya. Tetapi calon kreditur atau investor juga harus memperhatikan arus kas operasi perusahaan supaya dapat lebih memahami tingkat likuiditas perusahaan. Jika rasio lancar perusahaan tergolong rendah, maka calon kreditur atau para investor bisa menilai kesehatan keuangan perusahaan yang bersangkutan dengan kondisi cash flow (arus kas) operasional dalam perusahaan tersebut.

Apabila rasio lancar terlalu tinggi (nilainya bisa mencapai lebih dari 2 kali), maka perusahaan tersebut mungkin tidak mempergunakan aset lancar atau fasilitas pembiayaan jangka pendeknya dengan efisien. Hal tersebut juga menunjukkan mungkin adanya suatu masalah dalam pengelolaan modal kerja. Tetapi bagi kreditur, current ratio yang nilainya lebih tinggi itu lebih baik dibanding dengan current ratio yang nilainya rendah. Sebab current ratio yang nilinya tinggi itu artinya perusahaan cenderung lebih bisa memenuhi kewajiban utang yang akan jatuh tempo dalam 12 bulan ke depan.

Demikian penjelasan yang dapat kami uraikan tentang pengertian current ratio. Semoga penjelasan yang kami tulis dalam blog temukan pengertian ini dapat memberikan manfaat buat anda.

Postingan Terkait

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *